Selamat Datang Di Blog Saya
Mari kita belajar Matematika Diskrit tentang Relasi dan yang paling penting jangan lupa kumpulkan niat, oke langsung aja kita mulai…
Mari kita belajar Matematika Diskrit tentang Relasi dan yang paling penting jangan lupa kumpulkan niat, oke langsung aja kita mulai…
Pengertian Relasi
Relasi adalah hubungan antara elemen himpunan dengan
elemen himpunan yang lain. cara paling mudah untuk menyatakan hubungan antara
elemen himpunan adalah dengan himpunan pasangan terurut. himpunan pasangan
terurut diperoleh dari perkalian kartesian.
Misalkan E & F sebagai himpunan, hubungan antara
himpunan E & himpunan F merupakan himpunan yang memiliki pasangan atau
huruf/ angka yang berurutan, tetapi mengikuti aturan tertentu.
Contoh :
Misal
E = {2, 4, 6} dan F = {2, 4, 6, 8 }.
E
× F menjadi :
E
× F = {(2, 2), (2, 4), (2, 6), (2, 8), (4, 2), (4, 4), (4, 6), (4, 8), (6, 2),
(6, 4), (6, 6), (6, 8)}
Jika
menggunakan aturan relasi/ hubungan diatas, relasi R dari E ke F
yang mengikuti aturan tadi menjadi,
R
= {(2, 2), (2, 4), (2, 6), (2, 8)}
Hubungan/Relasi
bisa juga terjadi hanya pada satu atau sebuah himpunan, yaitu hubungan
pada E, di himpunan E, yang merupakan himpunan E × E.
Jenis
Relasi dan Sifatnya
1. Relasi
Biner
Relasi
biner R antara A dan B adalah himpunan bagian dari A x B disebut daerah asal
dari R (domain) dan B disebut daerah hasil (range) dari R.
Notasi
: R⊆(A×B)
Sifat-sifat
Relasi Biner
Suatu
relasi biner yang didefinisikan dalam sebuah himpunan mempunyai beberapa sifat
sebagai berikut :
a) Sifat Refleksif
Relasi R pada himpunan A
disebut refleksif jika (a,
a) Î
R untuk setiap a Î A.
Contoh :
Misalkan A = {1, 2, 3, 4}, dan relasi R
di bawah ini didefinisikan pada himpunan A, maka relasi R = {(1, 1), (1, 3), (2,
1), (2, 2), (3, 3), (4, 2), (4, 3), (4, 4) } bersifat refleksif karena terdapat
elemen relasi yang berbentuk (a, a), yaitu (1, 1), (2, 2), (3,3),
dan (4, 4).
b) Sifat
Irrefleksif
Relasi R pada himpunan A
tidak refleksif jika ada a Î A
sedemikian sehingga (a, a)
Ï
R.
Contoh :
Relasi R = {(1, 1), (2, 2), (2, 3), (4, 2),
(4, 3), (4, 4) } bersifat
irrefleksif karena (3, 3) Ï
R.
c) Sifat Simetrik
Relasi R pada himpunan A
disebut simetrik jika untuk semua a, b Î
A, jika (a, b) Î
R, maka (b, a) Î R.
Contoh :
d) Sifat
Anti-simetrik
Relasi R pada himpunan A
disebut anti-simetrik jika untuk semua a, b Î
A, (a, b) Î R dan (b, a) Î
R hanya jika a = b.
Contoh :
e) Sifat Transitif
Relasi
R pada himpunan A bersifat
transitif jika (a, b) Î
R dan (b, c) Î R, maka
(a, c) Î R, untuk a, b, c
Î
A.
Contoh
:
Misalkan
A = {1, 2, 3, 4}, dan relasi R di bawah ini didefinisikan pada
himpunan A, maka R = {(2, 1), (3, 1), (3, 2), (4, 1), (4, 2), (4,
3) } bersifat transitif.
2. Relasi
Ekivalen
Suatu
relasi pada himpunan A dikatakan sebagai relasi ekivalen jika relasi tersebut bersifat
refleksif, simetris, dan transitif. Dua
anggota A yang berelasi oleh suatu relasi ekivalen dikatakan ekivalen.
Misalkan
A himpunan string yang memuat alfabet dan l(x)
panjang dari string x. Jika
R relasi pada A dengan aRb jika dan hanya jika l(a) = l(b), apakah R suatu
relasi ekivalen ?
Solusi:
R
refleksif, karena l(a) = l(a) dan karenanya aRa untuk setiap string a.
R
simetris, karena jika l(a) = l(b) maka l(b) = l(a), sehingga jika aRb maka bRa.
R
transitif, karena jika l(a) = l(b) dan l(b) = l(c), maka l(a) = l(c), sehingga aRb dan bRc
mengakibatkan aRc.
Jadi,
R adalah suatu relasi ekivalen.
3. Relasi
Kompatibel
Suatu relasi biner dikatakan kompatibel bila memenuhi
sifat refleksi dan simetri, tetapi tidak harus transitif.
Contoh
:
Berdasarkan tabel di atas, dapat dibuat relasi
kompatibel, sebagai berikut :
Representasi
Relasi
Dalam penerapannya suatu relasi dalam direpresentasikan dalam berbagai bentuk, sebagai berikut :
a) Representasi Relasi
dengan Diagram Panah
Contoh :
Relasi dalam
diagram panah diatas, dapat dinyatakan dalam bentuk :
R={(x,y)|x
menyukai y; x ∈
A dan y ∈ B
b) Representasi Relasi
dengan Tabel
Suatu relasi
juga dapat direpresentasikan ke dalam bentuk tabel, sebagai contoh :
Diberikan suatu
relasi :
R={(Via,permen) , (Via,coklat) , (Andre,coklat) , (Andre,es
krim) , (Ita,es krim)}, relasi di atas dapat dibuat dalam bentuk tabel, sebagai
berikut :
Nama
|
Makanan
|
Via
|
Permen
|
Via
|
Coklat
|
Andre
|
Coklat
|
Andre
|
Es
Krim
|
Ita
|
Es
Krim
|
dimana, kolom pertama pada tabel tersebut menyatakan
daerah asal sedangkan kolom kedua menyatakan daerah hasil.
c) Representasi Relasi
dengan Matriks
Sebagai contoh penerapan relasi dalam matriks, diberikan
relasi :
R={(Via,permen) , (Via,coklat) ,
(Andre,coklat) , (Andre,es krim) , (Ita,es krim)}
Relasi tersebut
dapat diubah ke dalam bentuk matriks, sebagai berikut :
Permen
|
Coklat
|
Es krim
|
|
Via
|
1
|
1
|
0
|
Andre
|
0
|
1
|
1
|
Ita
|
0
|
0
|
1
|
Dimana, baris merupakan domainnya dan kolom merupakan
kodomainnya.
d) Representasi Relasi
dengan Graf Berarah
Graf berarah merupakan gambaran yang paling tepat untuk
relasi R ⊆ X2 dengan aturan-aturan, sebagai berikut :
1) Setiap anggota himpunan X digambarkan dengan lingkaran
2) Graf berarah antara lingkaran menggambarkan adanya relasi
antar anggota himpunan, jadi pasangan-pasangan anggota himpunan tersebut
termasuk dalam relasi
Contoh
:
Misalkan
R = {(a, a), (a, b), (b, a), (b,
c), (b, d), (c, a), (c, d), (d,
b)} adalah relasi pada himpunan {a, b, c, d}.
Daftar Pustaka
0 komentar: